Gerakan Kepanduan Indonesia : Dari Scouting Movement hingga Kepanduan PKS
Oleh Arief Hidayanto
Kepanduan dalam konteks Islam dapat dipahami sebagai gerakan pembinaan yang menekankan pada pembentukan karakter, ketaatan, disipin, mandiri, tanggung jawab dan pengabdian kepada bangsa dan negara.
Meskipun istilah kepanduan dikenal luas pada awal abad ke-20, dengan munculnya Scouting Movement, akar nilai-nilai kepanduan sejatinya sudah lama menjadi bagian integral dari ajaran Islam. Islam mengajarkan pendidikan menyeluruh yang mencakup aspek ruhiyah (spiritual), fikriyah (intelektual), dan jasadiyah (fisik).
*Scouting Movement*
Lahirnya Scouting Movement adalah dari gagasan seorang perwira Angkatan Darat Inggris, Lord Robert Baden Powell (1857-1941), yang terinspirasi dari pengalaman tugas di Afrika Selatan, khususnya dalam Pengepungan Mafeking tahun 1899-1900 untuk kemudian dikembangkan menjadi sistem pelatihan remaja yang menumbuhkan ketahanan, kepemimpinan, dan moralitas.
Pada tahun 1907, Baden Powell mengadakan perkemahan di pulau Brownsea, Inggris, yang diikuti oleh 20 anak dari berbagai latar belakang sosial. Setahun kemudian, ia menerbitkan buku terkenal berjudul Scouting for Boys (1908). Buku Scouting for Boys sebenarnya merupakan adaptasi dari tulisan Baden Powell sebelumnya dalam bidang kemiliteran untuk membekali tentara tentang cara hidup di alam. Buku tersebut berjudul Aids to Souting, terbit tahun 1989. Kemudian Baden Powell merilis versi remaja. Buku Scouting for Boys segera populer serta melahirkan kelompok-kelompok kepanduan di seluruh Inggris, lalu menyebar ke Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika.
Buku Scouting for Boys berisi tentang : kedisiplinan, tata cara berkemah, cara melacak jejak, isyarat, tanda, aba-aba, keterampilan hidup di hutan, cara bertahan hidup di alam terbuka, budi pekerti ksatria, cara menyelamatkan nyawa, kewajiban sebagai warga negara, semangat dan nilai kepanduan sejati.
*Gerakan Kepanduan di Indonesia*
Di Indonesia, gerakan kepanduan diawali oleh Nederlandse Padvinders Organisatie (NPO) yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1912. Pada tahun 1916, NPO berubah nama menjadi Nederlandse Indische Padvinders Vereeniging. Di tahun yang sama juga lahir organisasi kepanduan pribumi Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), yang dibentuk oleh Mangkunegara VII.
Kemunculan JPO telah menginspirasi KH. Ahmad Dahlan untuk membentuk gerakan kepanduan yang diberi nama Padvinders Muhammadiyah pada tahun 1918, sebagai sarana latihan pemuda Muhammadiyah untuk berbakti kepada Allah SWT. Padvinders Muhammadiyah kemudian berganti nama menjadi Hizbul Wathan (1920). Tahun 1961, Hizbul Wathan bergabung dalam Gerakan Pramuka. Kemudian, pada tahun 1999 Hizbul Wathan dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kemunculan JPO yang juga sejalan dengan pergerakan nasional memicu lahirnya gerakan kepanduan lainnya, antara lain : Sarikat Islam juga mendirikan Syarikat Islam Afdeling Padvinderij. Budi Utomo mendirikan Nationale Padvinderij. Jong Islamieten Bond mendirikan Nationale Islamietische Padvinderij. Pemuda Indonesia mendirikan Nationale Padvinders Organisatie. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pada akhirnya gerakan kepanduan di Indonesia melahirkan Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana), dengan membawa nilai dasar yang tercantum dalam Dasa Dharma dan Tri Satya, yang diadaptasi dari nilai dasar kepanduan yang dirumuskan oleh Baden-Powell dal Scout Law dan Scout Promise.
Dasa Dharma merupakan prinsip Pramuka, yaitu : Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; Patriot yang sopan dan kesatria; Patuh dan suka bermusyawarah; Rela menolong dan tabah; Rajin, terampil dan gembira; Hemat, cermat dan bersahaja; Displin, berani dan setia; Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Sedangkan Tri Satya merupakan janji Pramuka, yaitu : Menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila; Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat; Menepati Dasa Dharma.
*Kepanduan PKS*
Kepanduan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) muncul sebagai bagian dari struktur organisasi untuk kaderisasi dan pengabdian aktif. Kepanduan merupakan wujud konkret bagaimana sebuah partai politik mengembangkan satuan kader yang tidak hanya terlibat dalam aktivitas partai politik, tetapi juga melakukan pembentukan karakter kader, menginternalisasi nilai-nilai keislaman, kesiapsiagaan dan pengabdian kepada bangsa.
Kepanduan PKS merupakan salah satu bagian dari struktur pengamanan ideologi partai. Mohammad Sohibul Iman, ketika menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro mengingatkan bahwa, “Kepanduan sebagai yang menjaga organisasi ini bukan hanya menjaga fisik tetapi juga menjaga ideologi partai dan cita-cita partai ini.”
Sebagai wujud pengabdian kepada bangsa, bidang kepanduan PKS memiliki program Kemah Bela Negara (Kembara). Program ini merupakan wujud nyata bahwa kader PKS tidak hanya siap berdakwah, tetapi juga siap menjaga ideologi bangsa, keamanan, dan kedaulatan negara.
Ketua DPP PKS Bidang Kepanduan dan Bela Negara, Taufik Jayadi, mengatakan bahwa “salah satu program bidang kami adalah Kemah Bela Negara yang menjadi bukti nyata bahwa kader PKS tidak hanya siap berdakwah, tetapi juga siap menjaga keutuhan bangsa, memperkuat ideologi kebangsaan, serta menjaga keamanan dan kedaulatan partai sebagai bagian dari kontribusi untuk negeri”.
Kembara bertujuan untuk : Sebagai sarana pendidikan moral dan spiritual; Menciptakan militansi anggota partai terhadap pembelaan kedaulatan bangsa dan negara; Mengoptimalkan fisik yang bugar dan pemenang; Menambah wawasan dan skill anggota; Memupuk jiwa kepemimpinan, kesetiakawanan dan kesolidan anggota; Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait kebangsaan dan semangat bela negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam Al Qur’an dan Hadits terdapat banyak prinsip yang beririsan langsung dengan nilai-nilai kepanduan, diantaranya :
*Iman dan Takwa sebagai Dasar Kepribadian*
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”. (QS. Ar Ra’du : 29)
*Tanggung Jawab dan Kepemimpinan*
“Setiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al Muddatsir : 38)
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah : 24)
*Ketaatan dan Kedisiplinan*
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil amri (pemimpin) di antara kamu.” (QS. An Nisa : 59)
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. As Shaff : 4)
*Cinta Tanah Air*
“Demi Allah, engkau (wahai Makkah) aalah negeri yang paling aku cintai. Sekiranya kaumku tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan meninggalkanmu.” (HR. Tirmidzi)
*Tolong-menolong dan Solidaritas*
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS. Al Maidah : 2)
*Cinta Alam dan Peduli Lingkungan*
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.” (QS. Al A’raf : 56)
*Kesiapsiagaan*
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” (QS. Al Anfal : 60)
*Keikhlasan dan Pengabdian Sosial*
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan, (seraya berkata): ‘Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharap ridha Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al Ihsan : 8-9)
*Kemanusiaan Universal*
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Kepanduan dalam Islam bukanlah fenomena baru, melainkan bentuk modern dari nilai-nilai pembinaan yang telah dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabat. Kepanduan adalah sebuah ikhtiar untuk melatih kepribadian muslim secara menyeluruh, selaras dengan prinsip pendidikan Islam yang menekankan keseimbangan antara kekuatan spiritual, intelektual, dan jasmani. Kepanduan adalah wujud nyata semangat pengabdian kepada Allah SWT, cinta tanah air dan bela negara, dan kebermanfaatan kepada sesama manusia.
*Wallahu’alam bis showab*
*Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq*
Sampai bertemu di KEMBARA
Salam SIAGA, BERANI, SETIA
*) Ketua Bidang Kepanduan dan Bela Negara
PKS Kabupaten Sidoarjo