Berita Terbaru

Peringkat Indonesia Rendah di Medsos, PKS Dorong Integrasi Teknologi dan Sastra untuk Tingkatkan Etika Digital

Gambar
  TEGAL — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Abdul Fikri Faqih, menekankan pentingnya integrasi teknologi dengan pembelajaran bahasa dan sastra untuk mengatasi rendahnya etika masyarakat Indonesia dalam bermedia sosial. Penegasan ini disampaikan dalam Workshop Pendidikan bertema “Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Kebahasaan dan Kesastraan” yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen RI) pada Sabtu (25/10/2025) di Kota Tegal, Jawa Tengah. Pria yang akrab disapa Fikri ini menyoroti temuan survei Microsoft 2020, di mana Indonesia menempati urutan ke-29 dari 32 negara dalam hal kaadaban bermedia sosial, bahkan menjadi yang paling tidak sopan di Asia Tenggara. Ia menyebut, rendahnya etika digital ini dipicu oleh penggunaan media sosial untuk menyebar hoaks atau berita palsu, penipuan, hingga untuk memaki atau bullying. “Inilah maka kemudian workshop seperti ini menjadi sangat penting, pemanfaatan teknologi dalam mendukung pembelajaran ba...

PKS: Kaderisasi Kunci Integritas Partai, Kader Muda Harus Proaktif!

 

JAKARTA - Ketua DPP PKS Bidang Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa, Aang Kunaifi, menekankan pentingnya pelaksanaan kaderisasi dalam mewujudkan integritas partai politik. Penegasan ini disampaikan setelah mengikuti Workshop tentang Integritas Partai Politik yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri RI, beberapa waktu lalu.

"Kaderisasi itu merupakan bagian dari pendidikan politik. Hal ini sangat penting dan berpengaruh dalam meningkatkan integritas partai," kata Aang.

Aang menjelaskan bahwa integritas partai akan terwujud jika kader yang diusung, baik sebagai pejabat publik maupun pejabat di internal partai, adalah mereka yang telah mengikuti proses kaderisasi dengan kualifikasi yang sangat baik.

"Alhamdulillah, sejauh ini PKS telah menjalankan proses kaderisasi secara berjenjang, disiplin, sungguh-sungguh, dan berkesinambungan. Tentu saja belum sempurna, namun PKS akan terus melakukan perbaikan," imbuhnya.

Aang mengakui bahwa proses kaderisasi yang berjenjang memang membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mencapai kualifikasi yang sangat baik. Hal ini mungkin membuat sebagian kader menjadi tidak sabar dalam menjalaninya, termasuk dari kalangan muda.

Namun, Aang menekankan bahwa peluang tetap terbuka lebar bagi kader muda yang konsisten mengikuti proses kaderisasi. "Faktor utama untuk menjadi kader dengan kualifikasi sangat baik bukanlah waktu, melainkan kesungguhan dan konsistensi," tegasnya.

Dalam pesannya kepada kader muda PKS, Aang mengingatkan agar tidak menjadikan jabatan sebagai tujuan utama. "Kader muda PKS tidak boleh memandang jabatan sebagai tujuan, jabatan harus dilihat sebagai peluang dan kesempatan untuk melipatgandakan kontribusi."

Aang juga menekankan pentingnya kontribusi kader muda partai, terlepas dari ada atau tidak adanya jabatan. "Kader muda PKS harus terus berkontribusi, baik dengan maupun tanpa jabatan. Berkontribusi itu merupakan sifat seorang pemimpin, kepemimpinan itu sendiri seharusnya tidak ditentukan oleh jabatan yang dipegang"

Terakhir, Aang mengajak kader muda PKS untuk menjadikan proses kaderisasi sebagai kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri. "Kader muda PKS harus menjadikan proses kaderisasi sebagai kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri."

Pernyataan Aang Kunaifi, yang merupakan Ketua DPP PKS Bidang Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa ini, menggarisbawahi komitmen PKS terhadap kaderisasi sebagai fondasi utama dalam membangun integritas partai. Hal ini juga memberikan motivasi bagi kader muda untuk proaktif mengembangkan diri dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Berita Populer

PKS Sidoarjo Dorong Program Gizi Nasional: Lukman Hadi Pantau Kesiapan Makan Bergizi Gratis di Krembung

Komdigi Jadi Ujung Tombak Digital, Sekretaris PKS Sidoarjo Dorong Konten Positif dan Edukatif

Catatan Relawan PKS: Saat Al Khoziny Ambruk